Daftar Tamu

Strip kode cbox sobat

close

Senin, 21 Maret 2016

MAKALAH tentang jujur,amanah,istiqomah

MAKALAH AGAMA ISLAM

JUJUR, AMANAH, ISTIQOMAH













DISUSUN OLEH:

LARASATI NW
VII - C
















SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 CIAMIS
2015


KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Pendidikan Agama Islam”.
Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ (Jujur,  Amanah, dan Istiqomah)”, yang di sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Kendala kami dalam menulis karya tulis ini adalah waktu, serta berbagai hal yang tidak dapat kami sebutkan.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri kami sendiri, para mahasiswa dan semua yang membaca Makalah kami ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam menulis karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya tulis ini.
Terimakasih.
Ciamis, 3 November 2015




























BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi telah melanda dunia dimana-mana yang selama ini mudah berubah akibat tidak ada batasan lagi antara ruang dan waktu, sehingga nilai-nilai tersebut berubah menjadi relevan dan subjektif. Semua yang berkaitan dengan perilaku, budi pekerti, akhlak dan moral tidak bisa dikatakan objektif, karena nilai yang dianggap sebagai landasan perilaku itu sendiri mudah berubah.
Hal-hal yang belakangan ini muncul yaitu suatu perilaku batasan antara pornografi dan pornoaksi dengan seni yang sangat tipis dan berpakaian yang ketat, minim merupakan bagian dari pada seni yang saat ini telah merajalela menjadi sebuah nilai budaya atau bagian dari seni yang umum untuk masyarakat khususnya remaja muda.
Kita juga sering mendengar berita-berita tentang banyaknya akhlak-akhlak para pemuda yang rusak. Di lingkungan pelajar dan mahasiswa misalnya, sering kita dengar tawuran antar pelajar, siswa-siswi yang tidak berakhlak, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu dibutuhkan penguat kembali berdasarkan Al-quran dan Al-Hadist. Akhlak inilah berperan sebagai cermin pribadi seseorang apakah punya rasa malu, muru’ah, amanah, jujur, adil, lemah, kasih sayang terhadap sesama, dermawan dan ikhlas dalam berbuat, suka menolong dan lain sebagainya.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Pribadi.
Akhlak menurut kamus Al-munajid  adalah budi pekerti, perangai tingkah laku  atau tabiat. Menurut Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. Jadi pengertian akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani.
B. Macam-Macam Akhlak Pribadi
Akhlak pribadi pada dasarnya ada akhlak pribadi seorang muslim yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Berikut ini macam-macam akhlak pribadi yang baik:
Ø  SHIDIQ (jujur)
Shidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslimin dituntut untuk selalu berada dalam keadaan yang benar baik lahir dan batin, baik benar dalam hatibenar perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah saw telah memerintahkan setiap muslim untuk selalu shidiq (jujur), karena sikap shidiq (jujur) membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan menghantarkan ke surga.
·      Ruang Lingkup Shidiq
   Imam Ghazali menyebutkan ada 6 jenis sidik yang perlu direalisasikan dalam diri seorang mu’min agar menjadi mu’min yang sebenarnya.(Ihya Vol4. :375 – 380).
a.   Shidqul Lisan (Benar dalam ucapan)
    Ucapan manusia adalah ekspressi yang ada di hatinya. Hati yang baik melahirkan ucapan yang baik. Sebaliknya hati yang buruk mengeluarkan ucapan yang buruk. Perbaikan ucapan harus dimulai dari perbaikan hati. Apabila hati baik, ucapan yang keluar menjadi baik dan selanjutnya akan mengikuti oleh prilaku yang baik. Dan prilaku yang baik akan dibalas dengan ampunan dosa yang dapat membersihkan diri manusia.
“Hai orang-orang yang beriman bertaubatah kepada Allah dan berkatalah yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal perbuatan dan mengampuni dosa-dosamu(QS.33: )
b.      Shidqul Niyah dan Irodah (Benar dalam keyakinan dan motivasi)
            Nilai perbuatan seseorang tergantung motivasi dan niatnya. Manakala perbuatan yang baik dilandasi dengan niat yang baik, mangharap ridho Allah maka nilai perbuatan itu menjadi baik, sebaliknya manakala motivasi dan niatnya buruk sekaligus tampak lahiriahnya kelihatan baik, seperti apa-apa yang kadang-kadang dilakuakan oleh orang munafik. Nabi bersabda :“sesungguhnya amal perbuatan manusia tergantung niatnya. Dan amal setiap orang mendapatkan balasan perbuatan yang tergantung niatnya.”
c.       Shidqul ‘Azmi (Benar dalam Tekad)
            Untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar tidak cukup dengan adanya keinginan dan motivasi, tetapi harus ditopang dengan tekad yang kuat untuk merealisasikan perbuatan tersebut banyak rintangan, tantangan dan kendalanya. Suksesnya Abu Bakar dalam memerangi orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat, karena tekadnya yang luar biasa untuk memerangi orang-orang murtad sekalipun sendirian tanpa dukungan sahabat-sahabatnya yang lain. Tekad inilah yang kemudian mendapatkan dukungan dan simpati Umar dan seluruh sahabat yang lain.

d.      Shidqul Wafa’ (Benar dalam kesetiaan)
           Wafa (setia) adalah sifat ulul albab, orang-orang suci, orang-orang mu’min dan muttaqin yang dipuji didalam Al Qur’an. Ulul albab adalah “orang-orang yang setia memenuhi janjinya kepada Allah dan tidak merusak janji” orang-orang Abror (suci) adalah yang setia menunaikan nazarnya dan takut akan sesuatu hari (kiamat) yang azabnya tersebar dimana-mana .
e.       Shidqul Amal (Benar dalam Perbuatan)
             Risalah manusia adalah untuk beramal, berbuat yang shaleh dan positif. “Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat amal perbuatannya. (QS. At-Taubah : 105). Amal perbuatan yang benar yang akan menjadi bekal yang membahagiakan manusia kelak di akhirat.” Barang siapa yang lebih berat timbangan amal baiknya maka dia akan mendapatkan kehidupan yang menyenangkan” (101 :7)
f.       Shidiq dalam merealisir tingkatan-tingkatan terpuji.
          Mu’min sejati adalah yang dapat mengembangkan seluruh pontensi dan sifat-sifatnya. Seperti yang digamabrkan dalam surat Attaubah (9: 111-112) “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. Sesungguhnya itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain dari pada Allah ? maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan. Dan itulah kemenangan yang besar . “mereka itulah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji Allah, yang melawat untuk mencari ilmu pengetahuan atau berjihad, yang ruku, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihar hukum-hukum Allah dan gembiralah orang-orang mu’min itu..selain itu terdapat juga dalam QS. Al-Ahzab : 35
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab : 35)

·      Bentuk-Bentuk Kebohongan
Lawan dari shidiq adalah kebohongan. Kebohongan yaitu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataanya, entah itu di kurangi atau di tambahi sehingga tidak sesuai dengan kebenarannya. Sifat bohong adalah sifat yang sangat tercela.
Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari sifat kebohongan :
1. Khianat
Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang dimiliki orang, karena sifat khianat dapat membawa mudhorot kepada orang lain secara langsung. Allah tidak menyukai orang yang memiliki sifat khianat berdasarkan firmannya :
“Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela ) orang-orang yang menghianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berhianat lagi bergelimang dosa.” (QS. An –Nisa 4:107)
2. Mungkir Janji
Mungkir janiji atau ingkar janji merupakan sebagai salah satu sifat orang-orang munafik karena sifat mungkir janji menunjukkan sikap jiwa manusia yang lemah, mungkir janji menyebabkan waktu terbuang sia-sia dan melahirkan angan-angan kosong. Oleh karena itu Rasullah saw memasukkan mungkir janji sabagai salah satu sifat orang-orang mnafik. (HR. Muslim).
3. Kesaksian Palsu
Kesaksian palsu termasuk dalam dosa-dosa besar karena akan mendatangkan kemudhorotan yang besar terhadap masyarakat, orang yang tidak bersalah akan menanggung akibat baiknyawa, harta benda dan lain sebagainya.
4. Fitnah
Pada dasarnya tujuan dari memfitnah orang lain adalah untuk menjatuhkan nama atau menggagalkan usahanya. Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada orang yang beriman sebelum mempercayai suatu berita, di adakan suatu penyelidikan terlebih dahulu. Hal ini terdapat dalam surat (Al-Hujarat 49 : 6)
5. Gunjing
Sifat menggunjinag adalah sifat sikap seseorang yang memiliki jiwa sakit, tidak ada keinginan dalam hidupnya yang ada hanya dia akan senang jika melihat seseorang bermusuhan dan bertengkar. Allah memberi perumpamaan orang-orang yang memilik sifat gunjing seperti memakan bamgkai saudaranya. Oleh karena itu sebaik-baik senjata melawan gunjing adalah dengan tidak mendengarkannya.

·      Kedudukan dan Keutamaan Sifat Shidiq
a.       Shidiq merupakan sifat orang-orang yang beriman dan Allah memuji mereka karena sifat ini. Allah SWT berfirman :
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا
Artinya: di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya),
b.      Shidiq adalah sifat yang sangat mulia. Ia merupakan salah satu sifat yang melekat pada diri nabi dan Rosul.”ceritakanlah kisah Ibrahim di dalam Al Kitab sesungguhnya ia adalah orang yang sidik (sangat benar)lagi pula seorang nabi (19:41). “dan ceritakanlah kisah Idris didalam Al Kitab dia adalah orang yang sangat benar lagi seorang nabi” (19:65).
c.       Shidiq merupakan salah satu sifat yang menjamin keberuntungan. Kitab Ibnu Abbas, ada empat hal yang menjamin keberuntungan manusia : 1). Sidik, 2). Malu, 3).Ahlak yang baik dan 4) Syukur.
d.       Shidiq merupakan salah satu pondasi tegaknya agama. Kata Muhammad bin Ali Al-Katami tegaknya agama Allah di atas tiga pondasi utama yaitu : Al-Haq, Ash-Shidq dan Al-‘Adl. Al- Haq artinya kebenaran pada prilaku. Ash-Shidq kebenaran pada ucapan dan Al-‘Adl kebenaran hati nurani (Ihya Ulumuddin hal 4 : 375)Orang yang komitment dengan sifat shidiq akan naik derajatnya di sisi Allah, dicintai manusia, diampuni dosa dan kesalahannya dan kelak dimasukkan ke dalam surga bersama-sama dengan para Nabi.
Sabda Rasululah saw. :
عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ ليصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً » متفقٌ عليه .

Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya shidiq akan menentukan kepadaperbutan birr (kebaikan), dan sesungguhnya kebaikan akan menuntun  ke surga.  Seseorang itusungguh melakukan kebanaran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahlimelakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menuntun kepada penyimpangan dan sesungguhnya penyimpangan itu  menjerumuskan  kepada neraka. Seseorang sungguh  berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta." (Muttafaq 'alaih)

Firman Allah SWT :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Artinya: Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’ : 69).
e.       Orang yang mempunyai sifat shidiq akan mendapatkanketenangan hati dan ketentraman jiwa. Sabda Rasulullah saw :
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Artinya: Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Karena kejujuran itu merupakan ketenangandan dusta itu keragu-raguan. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
f.       Orang yang shidiq akan mendapatkan keberkahan dalam berusaha. Sabda Rasulullah   saw :
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
Artinya: “Dua orang yang melakukan jual beli bisa dengan khiyar selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan terus terang, maka keduanya akan diberikan keberkahan, dan jika keduanya tidak terus terang dan dusta, maka keberkahan jual

Ø  Amanah ( dipercaya )
Amanah artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya.
Amanah dalam pengertian sempit adalah memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Dalam pengertian luas amanah mencakup beberapa hal yaitu : menyimpan rahasia dan kehormatan orang lain, menjaga dirinya, menunaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah ataupun manusi dengan baik.
·      Bentuk-bentuk amanah
Ahmad Musthafa Al-Maraghi membagi amanah kepada 3 macam, yaitu :
1.        Amanah manusia terhadap Tuhan, yaitu semua ketentuan Tuhan yang harus dipelihara berupa melaksankan semua perintah Tuhan dan meninggalkan semua laranganNya. Termasuk di dalamnya menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang bermanfaat serta mengakui bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Sesungguhnya seluruh maksiat adalah perbuatan khianat kepada Allah Azza wa Jalla.
2.    Amanah manusia kepada orang lain, diantaranya mengembalikan titipan kepada yang mempunyainya, tidak menipu dan berlaku curang, menjaga rahasia dan semisalnya yang merupakan kewajiban terhadap keluarga, kerabat dan manusia secara keseluruhan. Termasuk pada jenis amanah ini adalah pemimpin berlaku adil terhadap masyarakatnya, ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada mereka untuk memiliki i'tikad yang benar, memberi motivasi untuk beramal yang memberi manfaat kepada mereka di dunia dan akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menyuruh berusaha yang halal serta memberikan nasihat-nasihat yang dapat memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala kejelekan dan dosa serta mencintai kebenaran dan kebaikan. Amanah dalam katagori ini juga adalah seorang suami berlaku adil terhadap istrinya berupa salah satu pihak pasangan suami-istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya, terutama rahasia yang bersifat khusus yaitu hubungan suami istri.
3.         Amanah manusia terhadap dirinya sendiri, yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi dirinya baik dalam urusan agama maupun dunia, tidak pernah melakukan yang membahayakan dirinya di dunia dan akhirat.
   Dengan memperhatikan pendapat Ahmad Musthafa Al-Maraghi tersebut, amanah melekat pada diri setiap manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, individu dan makhluk sosial. Disamping 3 macam amanah tersebut di atas, terdapat satu macam amanah lagi yakni Amanah terhadap lingkungan. Amanah terhadap lingkungan hidup berupa memakmurkan dan melestarikan lingkungan (Q.S. 11 : 61), tidak berbuat kerusakan di muka bumi (Q.S.7 :85). Eksploitasi terhadap kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan dampak negatifnya yang berakibat rusaknya ekosistem, ilegal loging, ilegal maning dan pemburuan binatang secara liar merupakan sikap tidak amanah terhadap lingkungan yang berakibat terjadinya berbagai bentuk bencana alam seperti gempa bumi, longsor dan banjir serta bencana lainnya yang mempunyai dampak rusak bahkan musnahnya tatanan sosial kehidupan manusia. 
                  Amanah merupakan landasan etika dan moral dalam bermuamalah termasuk di dalamnya pada saat menjalankan roda perekonomian dewasa ini. Dengan amanah akan tercipta kondisi masyarakat yang jujur, dapat dipercaya, transparan dan berlaku adil dalam setiap transaksi dan kerjasa sama, sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusip, membawa keberkahan kepada pihak-pihak yang terkait dan menimbulkan kemaslahatan bagi umat manusia secara keseluruhan.

·         Keutamaan Amanah
Amanah adalah sesuatu yang mulia dan besar yang mengandung banyak keutamaan, diantaranya
1. Amanah adalah jalan menuju kebahagiaan, memasuki surga penuh kenikmatan. Alloh berfirman tentang salah satu sifat orang yang beriman yang akan meraih kebahagiaan:

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS. Al-Mu`minun [23]: dan (QS. al-Ma`arij [70]: 32)
Ayat ini adalah rangkaian dari sifat-sifat orang-orang yang beriman yang dijamin oleh Alloh akan meraih kebahagiaan. (Qod aflahal mu`minun) sungguh beruntung orang-orang beriman yang memiliki sifat-sifat yang disebutkan itu dengan meraih surga dengan semua kenikmatan dan kebahagiaan abadi selama-lamanya.
2. Amanah adalah sifat yang melekat pada diri para nabi dan rosul, manusia-manusia yang termulia dan terhormat.
Di dalam Al-Qur`an surat asy-Syu`aro disebutkan bahwa semua Nabi dan Rosul memiliki sifat amin (amanah) yang melekat dalam diri mereka:

“Sesungguhnya aku adalah seorang Rosul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian.” (QS. asy-Syu`aro [26]: 107, 125, 143, 162, 178)
Dari ayat ini kita dapat mengerti bahwa sifat amanah adalah sifat orang-orang besar dan mulia, para utusan Alloh Yang Maha Besar lagi Maha Mulia. Dengan demikian, sifat amanah adalah sifat yang agung dan mulia yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman.
3. Amanah adalah tanda keimanan. Keduanya disandingkan seperti dua sisi mata uang, jika hilang amanah, hilang pula keimanan.
((لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ))
“Tidak ada iman bagi yang tidak mempunyai sifat amanah dan tidak agama bagi yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR. Ahmad. No: 11975 dan Ibnu Hibban dalam Shohihnya. No: 194 dengan sanad yang hasan)
Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa amanah adalah inti keimanan yang bisa diibaratkan seperti kedudukan qolbu pada badan. Barangsiapa yang mengabaikan amanah, maka pasti ada penyakit atau kelemahan dalam imannya dan apabila hilang amanahnya, maka sebenarnya dia telah kehilangan imannya.

4. Bobot amanah mampu menandingi dunia dan seluruh isinya.
Rosululloh bersabda:
((أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ، فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعِفَّةٌ فِي طُعْمَةٍ))
“Ada empat hal yang jika ada padamu, maka apa saja bagian dunia yang hilang darimu tidak akan berbahaya bagimu: menjaga amanah, jujur berbicara, baik fisik, dan menjaga makanan.” (HR. Ahmad, No: 6652)
Seseorang yang diberi anugerah amanah akan menganggap rendah atau hina semua perbendaharaan dan permata dunia. Tak mungkin dia akan menggadaikan amanahnya dengan semua perbendaharaan atau permata dunia manapun dikarenakan semua itu amat rendah dan hina di hadapan amanah yang dianugerahkan kepadanya.
5. Orang-orang yang memiliki sifat amanah adalah orang-orang yang paling berhak untuk memikul satu tugas dan tanggung jawab satu pekerjaan.

Kebalikan dari amanah adalah khianat, inilah sumber malapetaka yang signipikan dalam menyumbang kehancuran umat dewasa ini, mewabahnya manipulasi, persekongkolan tidak sehat, berlaku curang, dekadensi moral, berlaku zalim, monopoli kekayaan dan jenis-jenis maksiat lain. Karena sesungguhnya seluruh perbuatan maksiat adalah khianat.

·         KHIANAT
Lawan dari  sifat Amanah adalah khianat. Khianat adalah sifat munafik yang dibenci oleh Allah apalagi jika yang dikhianati adalah Allah atau Rosulnya. Dalam firman Allah : “ Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghianati Allah, dan rosul dan juga janganlah kamu menghianati amanh-amanah yang dipercayakan kepada kamu, sedangkan kamu mengetahuinya.” ( Qs. Al anfal 8 : 27 )


Ø  ISTIQOMAH 
Secara etimologis, istiqomah berasal dari istiqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam terminologi akhlak istiqomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan dan godaan.Perintah dalam beristiqomah dinyatakan dalam al-Aquran dan sunnah : “ Maka karna itu serulah ( mereka kepada agama itu ) dan istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 ).
Iman yang sempurna  adalah iman yang mencakup tiga dimensi yaitu hati, lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman harus dapat beristiqomah dalam tiga dimensi tersebut.
Ibarat berjalan  seorang yang beristiqomah akan selalu berjalan kepada yang lurus yang cepat alam menghantarkan tujuan. Hal ini tercermin dalam perkataan dan  perbuatanya yang benar untuk mensucikan hati dan dirinya. Tentulah orang yang berisitiqomah akan mengalami beberapa ujian dari Allah.
Ujian dari Allah tidaklah berupa kesedihan semata melainkan ujian dari Allah termasuk kesenangan juga. Namun seorang yang istiqomah akan tetap teguh dalam mengahadapi kedua ujian terebut. Dia tidak akan pernah mundur terhadap ancaman, kemunduran, hambatan dan lain sebagainya. Tidak terbujuk oleh harta benda, kemegahan, pujian, kesenangan.
·         Tahap-tahap istiqamah, yaitu:
1.  Istiqamah hati
            Yaitu sentiasa teguh dalam mempertahankan kesucian iman dengan cara menjaga kesucian hati daripada sifat syirik, menjauhi sifat-sifat cela seperti riak dan menyuburkan hati dengan sifat terpuji terutamanya ikhlas. Dengan kata-kata lain istiqamah hati bermaksud mempunyai keyakinan yang kukuh terhadap.
2.   Istiqamah lisan
            Yaitu: memelihara lisan atau tutur kata daripada kata-kata supaya sentiasa berkata benar dan jujur, setepat kata hati yang berpegang pada prinsip kebenaran dan jujur, tidak berpura-pura, tidak bermuka-muka dan tidak berdolak dalik. Istiqamah lisan terdapat pada orang yang beriman, berani menyatakan dan mempertahankan kebenaran dan hanya takut kepada Allah Taala.
3.   Istiqamah perbuatan
            Yaitu tekun berkerja atau melakukan amalan atau melakukan apa saja usaha untuk mencapai kejayaan yang di ridhai Allah. Dengan kata lain istiqamah perbuatan merupakan sikap dedikasi dalam melakukan suatu pekerjaan, perusahaan atau perjuangan menegakkan kebenaran, tanpa rasa kecewa, lemah semangat atau putus asa. Sikap ini menjadi begitu rupa kerana dorongan hati yang istiqamah.
·   Keutamaan istiqomah
 Istiqamah juga memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh sifat-sifat lain dalam Islam. Diantara keutamaan istiqamah adalah :
1.                   Istiqamah merupakan jalan menuju ke surga. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. 41 : 30)
2.                  Berdasarkan ayat di atas, istiqamah merupakan satu bentuk sifat atau perbuatan yang dapat mendatangkan motivasi dan pertolongan Allah SWT.
3.                  Istiqamah merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt. Dalam sebuah hadits digambarkan : Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
4.                  Berdasarkan hadits di atas, kita juga diperintahkan untuk senantiasa beristiqamah. Ini artinya bahwa Istiqamah merupakan pengamalan dari sunnah Rasulullah saw.
5.                  Istiqamah merupakan ciri mendasar orang mukmin. Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Tsauban ra, Rasulullah saw. bersabda, ‘istiqamahlah kalian, dan janganlah kalian menghitung-hitung. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat. Dan tidak ada yang dapat menjaga wudhu’ (baca; istiqamah dalam whudu’, kecuali orang mukmin.) (HR. Ibnu Majah)





BAB III
PENUTUP
kesimpulan
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani. Akhlak pribadi seseorang itu ada dua macam yaitu akhlak pribadi yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Aklak pribadi yang baik misalnya sidiq, iffah, amanah, mujahadah, istiqomah, saj’ah, tawadhu, malu, dan lain sebagainya. Akhlak pribadi yang buruk misalnya suka berbohong, berkhianat, pantang menyerah tidak tau malu dan lain sebagainya.Beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak pribadi seseorang yaitu antara lain, faktor intern yaitu faktor yang mempengaruhi dalam diri sendiri, faktor ekstern yaitu faktor dari luar baik dari keluarga, kelpompok, sahabat ataupun masyarakat. Oleh karena itu agar sifat pribadi seseorang muslim selalu terjaga dengan baik ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang terbentuk baik diantaranya  sebagai berikut : Akidah (Keyakinan) Yang Benar, Berdo’a kepada Allah SWT,  Mujahadah (Perjuangan), Muhasabah (Intropeksi Diri ), Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia, Melihat dampak negatif dari akhlak tercela , Jangan Pernah Berputus asa,  Bercita – cita yang Tinggi,Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil) dan lain sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar