Daftar Tamu

Strip kode cbox sobat

close

Jumat, 22 April 2016

Bhs.Inggris " THE LEGEND OF LAKE TOBA"

THE LEGEND OF LAKE TOBA

I
n a village in Sumatra, the life of a farmer. He was a farmer who diligently working even though the farm was not extensive. He could meet his needs from his work tireless. In fact he was already enough to get married, but he still chose to live alone. In a sunny morning, the farmer was fishing in the river. "Hopefully today I got a big fish," the farmer muttered to myself. Some time after the hook is thrown, kailnya seen wobbling. He immediately pulled the hook.

 The farmer was cheered with joy after receiving a sizeable fish.
He was amazed to see the beautiful color of fish scales. The fish scales golden yellow reddish. Both round and bulging eyes flashing amazing. "Wait, I do not eat! I would be willing to accompany you if you did not eat me." The farmer was surprised to hear the voice of the fish. Because of the shock, they catch fish fell to the ground. Then do not how long, the fish was transformed into a very beautiful girl. "Bermimpikah I ?," muttered the farmer.
"Do not worry sir, I am also human beings like you. I am very indebted to you for saving me from the curse of the Gods," the girl said. "My name is Princess, I do not mind to be your wife," the girl said as urgent. Farmers and even then nodded. They then become husband and wife. However, there is a promise that has been agreed, that they should not tell me that the origin of the Princess of fish. If the promise was breached there will be a terrible disaster.
Having reached the village, stirred the villagers look beautiful girl together farmers. "He may be an angel coming down from heaven," they muttered. Farmers felt very happy and peaceful. As a good husband, he continued to work to earn a living by cultivating rice fields and fields with persevering and tenacious. Due diligence and tenacity, the farmer life without flaws in his life. Many people envy, and they spread the bad suspicion that could topple the success of farmers' efforts. "I know it must maintain Farmers spirits!" Somebody said to his friend. It reached the ears of Farmer and Puteri. Yet they do not feel offended, and even more diligent work.
A year later, Petan and wife happiness increases, because Farmers wife gave birth to a baby boy. He was given the name of the Son. Their happiness does not make them forget themselves. Son grow into a child who is healthy and strong. He became a sweet but slightly naughty child. He has one habit that makes astonished parents, which always feel hungry. Foods that should be eaten three of them can be eaten alone.
Over time, the Son always upset her father. If asked to assist the work of parents, he always refused. The farmer's wife always reminds Farmers to be patient on the act of their child. "Yes, I will be patient, however he was our child!" The farmer said to his wife. "Thankfully, kanda think like that. Kanda was a husband and a good father," said Princess to her husband.
Indeed, they say, patience has limits. This is experienced by the farmer. One day, the Son has the task to deliver food and drinks to the fields where his father was working. But the Son is not fulfilling its duties. Farmers awaiting the arrival of his son, while holding thirst and hunger. He went straight home. See her son in playing ball. Farmers became angry as he tweaked his ear. "Children do not know diuntung! I do not know myself! Basic fry!" Vituperation the Farmers unwittingly uttered the taboo.
After the farmers spoke those words, instantly son and his wife vanished. Without a trace and trace. Of former stamping his feet, suddenly menyemburlah water is very swift and increasingly heavy. Farmers village and the surrounding villages submerged all. Water overflowed very high and wide to form a lake. And finally forming a lake. The lake was eventually known as Lake Toba. While the small island in the middle known as the island.

LEGENDA DANAU TOBA
D
i sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. "Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumam petani tersebut dalam hati.
Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya.
 Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku." Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.
"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis itu. "Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu," kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit," gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. "Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! " kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!" kata Petani kepada istrinya. "Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik," puji Puteri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar