Daftar Tamu

Strip kode cbox sobat

close

Jumat, 22 April 2016

Cerpen Bhs.Inggris "TANGKUBAN PERAHU"

TANGKUBAN PERAHU
    


O
nce upon a time in west Java, Indonesia lived a wise king who had a beautiful daughter.   Her name was DayangSumbi.  She liked weaving very much.  Once she was weaving a cloth when one of her tool fell to the ground.  She was very tired at the time so she was too lazy to take it.  Then she just shouted outloud.
‘Anybody there?  Bring me my tool.  I will give you special present.  If you are female,  I will consider you as my sister.  If you are male, I will marry you
Suddenly a male dog, its name was Tumang, came.  He brought her the falling tool.  DayangSumbi was very surprised.  She regretted her words but she could not deny it.  So she had to marry Tumang and leave her father.  Then they lived in a small village.  Several months later they had a son.  His name was Sangkuriang.  He was a handsome and healthy boy.
Sangkuriang liked hunting very much.  He often went hunting to the wood using his arrow.  When he went hunting Tumang always with him.  In the past there were many deer in Java so Sangkuriang often hunted for deer.
One day  DayangSumbi wanted to have deer’s heart so she asked Sangkuriang to hunt for a deer.   Then Sangkuriang went to the wood with his arrow and his faithful dog Tumang.  But after several days in the wood Sangkuriang could not find any deer.  They were all disappeared.  Sangkuriang was exhausted and desperate.  He did not want to disappoint her mother so he killed Tumang.  He did not know that Tumang was his father.  At home he gave Tumang’s heart to her mother.
But DayangSumbi knew that it was Tumang’s heart.  She was so angry that she could not control her emotion.  She hit Sangkuriang at his head.  Sangkuriang was wounded.  There was  a scar in his head.    She also repelled her son.   Sangkuriang left her mother in sadness.
Many years passed and Sangkuriang became a strong young man.  He wandered  everywhere.     One day he arrived at his own village but he did not realized it.  There he met DayangSumbi.  At the time DayangSumbi was given an eternal beauty by God so she stayed young forever.  Both of them did not know each other.  So they fell in love and then they decided to marry.
But then DayangSumbi recognized a scar on his Sangkuriang’s head.  She knew that Sangkuriang was his son.  It was impossible for them to marry.  She told him but he did not believe her.  He wished that they marry soon.  So DayangSumbi gave a very difficult condition.  She wanted Sangkuriang to build a lake and a boat in one night!  She said she needed that for honeymoon.
Sangkuriang agreed.  With the help of genie and spirits Sangkuriang tried to build them.  By midnight he had finished  the lake by building a dam in Citarum river.  Then he started building the boat.  It was almost dawn when he nearly finished it.  Meanwhile DayangSumbi kept watching on them.  She was very worried when she knew this.  So she made lights in the east.  Then the spirits thought that it was already dawn.  It was time for them to leave.  They left Sangkuriang alone.  Without their help he could not finish the boat.
Sangkuriang was very angry.  He kicked the boat.  Then the boat turned out to be Mount TangkubanPerahu.  It means boat upside down.  From a distant it looks like a boat upside down.
Sekali waktu di Jawa barat, Indonesia tinggal seorang raja yang bijaksana yang memiliki seorang putri cantik. Namanya DayangSumbi. Dia menyukai tenun sangat banyak. Setelah dia menenun kain ketika salah satu alat nya jatuh ke tanah. Dia sangat lelah pada waktu itu sehingga dia terlalu malas untuk mengambilnya. Kemudian dia hanya berteriak outloud.
'Adakah orang di sana? Ambilkan alat saya. Saya akan memberikan hadiah khusus. Jika Anda perempuan, saya akan menganggap Anda sebagai adikku. Jika Anda laki-laki, aku akan menikahimu
Tiba-tiba seekor anjing jantan, namanya adalah Tumang, datang. Dia membawanya alat jatuh. DayangSumbi sangat terkejut. Dia menyesali kata-katanya, tapi dia tidak bisa menyangkalnya. Jadi dia harus menikah Tumang dan meninggalkan ayahnya. Kemudian mereka tinggal di sebuah desa kecil. Beberapa bulan kemudian mereka memiliki seorang putra. Namanya Sangkuriang. Dia adalah seorang anak laki-laki tampan dan sehat.
Sangkuriang menyukai berburu sangat banyak. Dia sering pergi berburu ke hutan menggunakan panahnya. Ketika ia pergi berburu Tumang selalu bersamanya. Di masa lalu ada banyak rusa di Jawa sehingga Sangkuriang sering diburu untuk rusa.
Suatu hari DayangSumbi ingin memiliki jantung rusa jadi dia meminta Sangkuriang berburu rusa. Kemudian Sangkuriang pergi ke kayu dengan panah dan anjing yang setia Tumang. Tapi setelah beberapa hari di hutan Sangkuriang tidak bisa menemukan rusa apapun. Mereka semua menghilang. Sangkuriang lelah dan putus asa. Dia tidak ingin mengecewakan ibunya sehingga ia membunuh Tumang. Dia tidak tahu bahwa Tumang adalah ayahnya. Di rumah ia memberi hati Tumang untuk ibunya.
Tapi DayangSumbi tahu bahwa itu adalah hati Tumang itu. Dia begitu marah karena dia tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia memukul Sangkuriang di kepalanya. Sangkuriang terluka. Ada bekas luka di kepalanya. Dia juga ditolak anaknya. Sangkuriang meninggalkan ibunya dalam kesedihan.
Bertahun-tahun berlalu dan Sangkuriang menjadi seorang pemuda yang kuat. Dia berjalan di mana-mana. Suatu hari ia tiba di desanya sendiri tapi dia tidak menyadari hal itu. Di sana ia bertemu DayangSumbi. Pada saat itu DayangSumbi diberi kecantikan abadi oleh Allah sehingga dia tinggal muda selamanya. Keduanya tidak saling mengenal. Sehingga mereka jatuh cinta dan kemudian mereka memutuskan untuk menikah.
Tapi kemudian diakui DayangSumbi bekas luka di kepala Sangkuriang nya. Dia tahu bahwa Sangkuriang adalah putranya. Itu tidak mungkin bagi mereka untuk menikah. Dia mengatakan dia tapi dia tidak percaya padanya. Dia berharap bahwa mereka segera menikah. Jadi DayangSumbi memberi kondisi yang sangat sulit. Dia ingin Sangkuriang untuk membangun sebuah danau dan perahu dalam satu malam! Dia bilang dia membutuhkan itu untuk berbulan madu.
Sangkuriang setuju. Dengan bantuan jin dan roh Sangkuriang mencoba untuk membangun mereka. Pada tengah malam ia selesai danau dengan membangun bendungan di sungai Citarum. Lalu ia mulai membangun perahu. Itu hampir fajar ketika ia hampir selesai. Sementara itu DayangSumbi terus mengawasi mereka. Dia sangat khawatir ketika dia tahu ini. Jadi dia membuat lampu di timur. Kemudian roh berpikir bahwa itu sudah fajar. Sudah waktunya bagi mereka untuk pergi. Mereka meninggalkan Sangkuriang sendiri. Tanpa bantuan mereka ia tidak bisa menyelesaikan perahu.

Sangkuriang sangat marah. Dia menendang perahu. Kemudian perahu ternyata Gunung Tangkubanperahu. Ini berarti perahu terbalik. Dari jauh terlihat seperti perahu terbalik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar