MAKALAH
“SEKILAS ILMU SOSIAL”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Sosial
Disusun
Oleh :
Kelompok
4 Kelas 1A
·
Nadiya
Citasurya Hayati 2107150001
·
Listia
Nur Martiana 2107150030
·
Efi
Sofiana 2107150036
·
Fharhana 2107150039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Sejarah” tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan tugas
mata pelajaran Pengantar Ilmu Sosial.
Laporan ini merupakan inovasi pembelajaran untuk
memahami
apa itu sejarah, semoga laporan ini dapat
berguna untuk siswa pada umumnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Utty
Suwirta, Dra, M.Pd. selaku guru mata
pelajaran Pengantar Ilmu Sosial atas bimbingan dan pengarahannya selama
penyusunan laporan ini. Serta pihak-pihak yang telah membantu dan
memberi dukungan dan tidak dapat di sebutkan satu persatu, selain itu penulis
juga mendapatkan hambatan dari kurangnya penjelasan secara rinci mengenai
pengertian sejarah.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari sempurna mengenai pembahasan
yang penulis ambil . Oleh karena itu,
penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada
intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang
lebih baik lagi.
Ciamis, September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
..............................................................................................................................................
|
I
|
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................
|
II
|
BAB I
PENDAHULUAN
.......................................................................................................................................
|
1
|
1.1 Latar Belakang
........................................................................................................................................
|
1
|
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................
|
1
|
1.3 Tujuan Penulis
........................................................................................................................................
|
1
|
1.4 Metode Penulisan
..................................................................................................................................
|
1
|
BAB II ISI ..................................................................................................................................................................
|
2
|
2.1 Pengantar Sejarah
................................................................................................................................
|
2
|
2.2 Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli
........................................................................................
|
2
|
2.3 Kegunaan Sejarah
.................................................................................................................................
|
3
|
2.4 Generalisasi-Generalisasi Sejarah
..................................................................................................
|
4
|
BAB III
PENUTUP ...................................................................................................................................................
|
7
|
3.1 Kesimpulan
..............................................................................................................................................
|
7
|
DAFTAR
PUSTAKA
.................................................................................................................................................
|
8
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sejarah
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang suatu peristiwa atau kejadian
mengenai manusia atau makhluk hidup lainnya di masa lampau. Namun tidak semua
peristiwa di masa lalu dinamakan sejarah. Karena suatu peristiwa atau kejadian
harus memenuhi beberapa syarat untuk bisa dinamakan sejarah.
1.2Rumusan Masalah
1.
Apa
itu sejarah?
2.
Bagaimana
syarat dinamakan sejarah?
3.
Apa
kegunaan sejarah?
1.3Tujuan Penulisan
Makalah
ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Sosial, dengan judul makalah “Sekilas Ilmu Sejarah”
1.4Metode Penulisan
Dalam penulisan
makalah ini penulis menggunakan metode terbuka, yakni pengumpulan informasi dan
data-data melalui sumber buku dan internet.
BAB II
ISI
2.1PENGERTIAN SEJARAH
Istilah
sejarah dari bahasa Arab, yakni dari
kata Syajaratun (dibaca sejarah), yang
memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu
kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal atau peristiwa dalam
suatu kesinambungan (kontinuitas). Beberapa peneliti juga menganggap arti kata
syajarah berbeda dengan sejarah.
Namun
demikian pengertian sejarah yang di pahami sekarang ini adalah alih bahasa dari
bahas inggris yaitu Histori yang berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang artinya
belajar dengan cara bertanya-tanya. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa
arti kata sejarah sekarang ini memiliki makna sebagai cerita atau kejadian yang
benar-benar telah terjadi di masa lalu.
2.2PENGERTIAN SEJARAH
MENURUT PARA AHLI
1.
J.V.
Bryce
Sejarah
adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh
manusia.
2.
W.H.
Walsh
Sejarah
itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi
manusia.Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman
manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang
brarti.
3.
Patrick
Gardiner
Sejarah
adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia
4.
Roeslan
Abdulgani
Ilmu
sejarah adalah salah satu cabang ilmmu pengetahuan yang meneliti dan
menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan di masa lampau berserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk
kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian nya tersebut,untuk selanjutnya
dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang
serta aran proses masa depan
5.
Moh.
Yamin
Sejarah
adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa
peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
6.
Ibnu
Khaldun (1332-1406)
Sejarah
didefiniskan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban
manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
Dari beberapa uraian di atas dibuat
kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau
dalam kehidupan umat manusia, peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1. Peristiwa Yang Abadi
Yaitu
suatu peristiwa tersebut mengalami perubahan dan tetap dikenang sepanjang masa.
Contoh
peristiwa abadi yaitu Idul Fitri,sampai kapan pun selalu jatuh pada tanggal 1
syawal.
2. Peristiwa Yang Unik
Yaitu
suatu peristiwa yang terjadi hanya sekali dan tidak terulang lagi . andaikan
terjadi hanyalah memiliki kemiripan saja.
Contoh
peristiwa yang unik yaitu Tiga orang Presiden RI pertama memiliki bulan lahir
yang sama , yaitu bulan Juni. Bungkarno lahir 6 Juni 1901 (bernama asli Kusno
Sosrodihardjo). Pak Soeharto 8 Juni 1921. Sedangkan Pak Habibie 25 Juni 1936.
3. Peristiwa Yang Penting
Peristiwa
yang penting hanyalah sebuah momentum apabila memiliki arti kehidupan
bermasyarakat.
Contoh
peristiwa yang penting yaitu Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agusutus
1945, dari sini mengalir terus tentang kehidupan bernegara dan bermasyarakat di
Indonesia
2.3 KEGUNAAN SEJARAH
Menurut
Notosusanto (1979: 4-10) mengidentifikasi empat jenis kegunaan sejarah, yakni
fungsi edukatif, fungsi inspiratif, fungsi instruktif, dan fungsi rekreasi.
1.
Fungsi
Edukatif
Artinya,
bahwa sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearifan-kearifan.
Hal itu dikemukakan dalam ungkapan John Seeley yang mempertautkan masa lampau
dengan sekarang, we study history, so
that we mybe wise before the event. Oleh karena itu, penting pula ungkapan-ungkapan,
seperti belajarlah dari sejarah atau sejarah mengajarkan kepada kita.
2.
Fungsi
Inspiratif
Artinya,
dengan mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham. Sebagai
contoh, melalui belajar sejarah perjuangan bangsa, kita dapat terilhami untuk
meniru dan bila perlu “menciptakan” peristiwa serupa yang lebih besar dan
paling tidak dengan belajar sejarah dapat memperkuat l’espirit de cops ‘spirit dan moral’. Meminjamm filsuf spiritual
Prancis Henry Bergson sebagai elan vital,
yaitu sebagai energi hidup atau daya pendorong hidup yang memungkinkan segala
pergerakan dalam kehidupan dan tindak tanduk manusia.
3.
Fungsi
Instruktif
Bahwa
dengan belajar sejarah dapat berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu
kejuruan atau keterampilan tertentu, seperti nafigasi, jurnalistik, senjata
atau militer, dan sebagainya.
4.
Fungsi
Rekreasi
Artinya,
dengan belajar sejarah dapat memberikan rasa kesenangan maupun keindahan.
Seorang pembelajar sejarah dapat terpesona oleh kisah sejarah yang mengagumkan
dan menarik perhatian pembaca, baik itu cerita roman maupun cerita-cerita
lainnya. Selain itu sejarah dapat menimbulkan rasa kesenangan lainnya, seperti
“Pesona Perlawatan” yang dipaparkan dan digambarkan kepada kita melalui
berbagai evidensi dan imajinasi. Sebab dengan mempelajari berbagai peristiwa
menarik di berbagai tempat, negara dan bangsa, kita ibarat berwisata ke
berbagai negara di dunia.
2.4GENERALISASI-GENERALISASI
SEJARAH
Pendapat
Banks (1977: 99-100) dalam pembuatan generalisasi sejarah dapat dibedakan atas
tiga tingkatan berikut.
1.
High
order generalization, ialah generalisasi yang disebut laws atau principles, yaitu
generalisasi yang pemakaiannya secara universal.
2.
Intermediate
level generalization yaitu generalisasi yang digunakan di kawasan tertentu ataupun
didaerah kebudayaan tertentu.
3.
Law
order generalization, yaitu generalisasi yang didasarkan atas data dari dua
atau lebih tentang sekelompok masyarakat dari suatu kawasan tertentu yang
bersifat lokal, generalisasi inilah yang paling memungkinkan dibuat dalam
sejarah.
Generalisai-generalisasi sejarah yang
digunakan disini, seperti perubahan, peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme,
kemerdekaan, imperialisme, revolusi, fasisme, komunisme, peradaban, perbudakan,
waktu, feminisme, liberalisme, dan konservatisme.
1. Perubahan
Jika kita hnya mengakui gerak
sejarah berdasarkan siklus maka tidak akan banyak terjadi perubahan-perubahan
yang berarti dalam dinamika masyarakat local, nasional, maupun global. Padahal
perubahan yang terjadi di
masyarakat sekarang ini demikian cepat, banyak lompatan, dan banyak hal
yang tidak terduga.
2. Peristiwa
Sebenarnya, jika kita mngakui
vadilitas gerak sejarah yang dikemukakan Giambattista vico, di samping perstiwa
sejarah itu kecenderungannya akan terjadi pengurangan yang serupa, tetapi akan
terjadi pula suatu proses kemajuan yang lebih berarti dari pada gerak sejarah
yang benar-benar hanya bersifat siklus belaka (Al-Sharqawi, 1986: 147)
3. Sebab
dan Akibat
Munculnya peradaban dilembah sungai
Nil (Mesir kuno) yang bernilai tinggi sebagai khazanah budaya dunia, disebabkan
adanya tantangan yang cukup keras bagi masyarakat Mesir dan berperannya kaum
elite minoritas yang kreatif, akibatnya mereka berupaya untuk merespons
tantangan itu dalam bentuk peradaban bernilai agung (Lauer, 2003: 53)
4. Nasionalisme
Menurut Jan Romein, gerak kemajuan
dan gerak keberlanjutan perubhan sejarah
(social budaya), tidak dapat disamakan dengan evolusi biologis, melainkan
kebalikannya. Mengingat manusia memiliki sejumlah kemampuan akal dan pikiran
sebagai makhluk yang sempurna. Oleh karena itu, dalam dialektika kemajuan
perkembangan nasionalisme pun tidak berjalan secara evolutif, tetapi maju
dengan lompatan-lompatan yang diadakan seperti revolusi (Wertheim, 1976: 95-96)
5. Kemerdekaan
Menurut
Wittfogel, terdapat hubungan yang erat antara berkembangan budaya hidrolik yang
berukuran besar, khususnya sistem irigasi dengan munculnya struktur social yang
sentralistik, otokratik, dan birokratik, sebagaimana sering disebut sebagai
despotisme oriental.
Dengan membangun budya hidrolik, bendungan, dan irigasi besar, masing-masing
penguasa akan merasa
bebas atau merdeka dengan mengembangkan system budaya hidrolik tersebut
(Wertheim 1976 : 17 ; Kapplan dan Manners, 1999: 95)
6.
Kolonialisme
Merajalelanya
kolonialisme Barat pada abad ke-19 terhadap Asia, Afrika, dan Amerika Latin,
sebenarnya tidak dapat dilepaskan sebagai dampak penemuan-penemuan daerah baru
ataupun hasil eksplorasinya terhadap daerah-daerah lain yang belum mereka kenal
sebelumnya (Denon, 2000:134).
7.
Revolusi
Revolusi
prancis yang terjadi tahun 1789 memiliki dampak besar bagi kemenangan kaum
borjuis di Eropa Barat maupun bangkitnya nasionalisme serta perlawanan terhadap
imperialisme, khususnya sesama bangsa Eropa ( Furet dan Richet, 1989: 480).
8.
Fasisme
Lahirnya
fasisme di Italia ataupun Jerman menjelang Perang Dunia II, tidak lepas dari
pengaruh krisis ekonomi dunia akibat malapetaka Perang Dunia I yang menimbulkan
krisis ekonomi (Malaise) yang sangat parah bagi dunia (Payne,2000: 347).
9.
Komunisme
Makin
meluasnya bahaya komunisme di Asia Tenggara, mendorong para ahli strategi dan
pemikir Amerika Serikat untuk menggagas suatu teori baru yang dikenal dengan
Teori Domino ( Supardan, 1983; 21)
10.
Peradaban
Beberapa
pusat peradaban tertua, seperti Mesir kuno, Mesopotamia, India kuno, dan Cina
kuno, pada umumnya lahir ataupun muncul sebagai respons atas tantangan dan
kesadaran minoritas kreatif yang terjadi di beberapa lembah sungai-sungai besar
( Toynbee, 1961)
11.
Perbudakan
Ketika
kolonialisme dan imperialisme merajalela, sistem perbudakan di beberapa wilayah
(Afrika, Asia, maupun Amerika Latin) pun berkembang dengan pesat
(Ross,2000:965).
12.
Waktu
Studi
tentang waktu dapat berfungsi baik sebagai kerangka eksternal untuk mengukur
peristiwa dan proses, menata kesemrawutan terjadinya peristiwa dan proses demi
orientasi manusia atau mengkoordinasikan tindakan individu dan sosial secara
kuantitatif yang dinyatakan oleh jam, hari, tanggal, bulan, tahun, dan abad,
memungkinkan kita mengenal perbandingan kecepatan, interval, rentangan, dan
sebagainya maupun untuk menentukan kerangka internal secara kualitatif yang
dinyatakan berlangsung lebih lama atau lebih sebentar, lebih lambat atau lebih
cepat, dan sebagainya (Adam, 1990a: 23).
13.
Feminisme
Pada awalnya, teori-teori feminisme pada awalnya bersifat
interdisipliner yang merangkum beberapa diskriminasi dan ketimpangan
sosial antara pria dan wanita di
berbagai bidang sosial budaya, seperti sejarah, filsafat, antropologi, politik,
ekonomi, dan seni. Selanjutnya, berkembang dalam beberapa tema yang menonjol,
seperti reproduksi, representasi, dan pembagian kerja berdasarkan jenis
kelamin. Perkembangan selanjutnya yang mencolok adalah munculnya konsep-konsep
baru, seperti seksisme dan esensialisme yang dimaksudkan untuk menggugat
diskriminasi sosial terhadap ilmu pengetahuan yang berkembang (Humm,2000: 354).
14.
Liberalisme
Secara
metodologis, liberalisme meragukan penjelasan teori-teori holistik ataupun
kolektifisme. Mereka lebih mengasosiasikan dengan gerakan-gerakan laissez-faire
dan menolak intervensi pemerintah serta implikasi-implikasi moral yang
mengharuskan memerhatikan yang lemah. Selain itu, mesti tidak menyangkal
legitimasi dan prosedur-prosedur demokratis, kaum liberal tidak bersedia
mempertaruhkan makna hakiki individu dengan membuka selebar-lebarnya pada
kekuatan mayoritas (Barry, 2000: 571)
15.
Konservatisme
Pada
umumnya, pengikut konservatisme adalah para orang tua yang sudah memiliki
pandangan dan sikap mapan mengenai apa yang harus diutamakan dalam hidup.
Aliran ini menunjang tinggi sopan santun, meskipun hal itu mungkin irasional
karena hal-hal tersebut dianggap sebagai jangkar yang akan mencegah seseorang
bertindak semaunya. Oleh karena itu, daya tarik konservatisme di Inggris sampai
sekarang masih luas, khususnya bagi “golongan tua” tetap besar. Mereka
beranggapan bahwa suatu masyarakat yang tidak memiliki elemen konservatisme, di
satu sisi tidak akan bertahan lama, walaupun bagi banyak orang di sisi lain
dapat dianggap stagnan (Minogue, 2000: 167)
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Istilah
sejarah dari bahasa Arab, yakni dari
kata Syajaratun (dibaca sejarah), yang
memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu
kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal atau peristiwa dalam
suatu kesinambungan (kontinuitas). Namun demikian pengertian sejarah yang dipahami
sekarang ini adalah alih bahasa dari bahasa Inggris yaitu Histori yang berasal
dari Bahasa Yunani Kuno yang artinya belajar dengan cara bertanya-tanya. Dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa arti kata sejarah sekarang ini memiliki makna
sebagai cerita atau kejadian yang benar-benar telah terjadi di masa lalu, baik
peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
DAFTAR PUSTAKA
Supardan,Dadang, Dr.H.,
M.pd. 2011. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar